Selasa, 07 Agustus 2012

SIFAT PUASA NABI DI BULAN RAMADHAN (Bagian II)

“SIFAT PUASA NABI DI BULAN RAMADHAN”
Diringkas dari kitab : ” Sifat Saum Nabi fi Ramadhan “
(Penulis : Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali & Syaikh Ali Hasan)

(Sumber : Tapak Suci Pontang

 


Puasa di bulan ramadhan sangat dianjurkan sekali, karena didalamnya terkandung berbagai keutamaan-keutamaan yang sangat besar diantaranya :
  • Diampuninya Dosa-Dosa
Dari Abu Hurairah, Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :

“Barang siapa puasa Ramadhan karena Iman dan mengharapkan pahala. diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari Muslim)

  • Allah Ta’ala Akan Mengabulkan Segala Do’a
“Sesungguhnya Allah memiliki beberapa hamba yang dibebaskan dari neraka pada setiap hari dan bulan ramadhan, dan sesungguhnya bagi setiap muslim terdapat do’a yang dia berdoa dengannya lalu dikabulkan baginya”. (HR. Bazzar dan Ahmad)
  • Orang Yang Berpuasa Termasuk Dalam Golongan Sidiqqin
Dari Amru bin Murrah al-juhaini ia berkata :

“Datang kepada Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, lalu ia bertanya … ??? Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq untuk disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, saya mengerjakan solat lima waktu, saya menunaikan zakat, dan saya berpuasa pada bulan ramadhan dan solat padanya, maka termasuk kelompok manakah aku ini … ??? Beliaupun bersabda : termasuk dalam golongan sidiqqin dan orang-orang yang mati syahid”. (HR. Ibnu Hibban dan sanadnya Shahih)


Dari Abu Umamah Al-Bahili, Ia berkata :

“Saya mendengar Rasullullah bersabda : Ketika aku sedang tidur, datang dua orang laki-laki lalu mereka memegang lenganku kemudian keduanya membawaku ke gunung yang sulit dilalui, lalu keduanya berkata … Naiklah … maka aku katakan : aku tidak mampu untuk menaikinya. lalu akupun menaikinya hingga aku sampai puncak gunung itu tiba-tiba terdengar suara keras. aku bertanya … suara apakah ini … ? mereka menjawab : ini adalah lolongan (teriakan) penghuni neraka, lalu aku dibawa tiba-tiba aku mendapati suatu kaum terbelenggu urat-urat diatas tumit mereka, robek rahang-rahang mereka, mengucur darah dari rahang-rahang mereka. aku bertanya siapakah mereka itu … ? ia menjawab : mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum selesai puasa mereka (mereka adalah orang-orang yang tidak berpuasa)”. (HR. Nasai dan Ibnu Hibban)


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kaum muslimin yang akan melaksanakan Ibadah puasa Ramadhan, diantaranya :
  • Menghgitung Bulan Sya’ban
Sepatutnya bagi umat islam untuk menghitung jumlah hari yang terdapat pada bulan sya’ban untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan ramadhan. karena bulan (dalam perhitungan tahun qamariah) ada yang 29 hari dan ada yang 30 hari, maka hendaknya umat islam berpuasa ketika melihat hilal, dan jika hilal tidak dapat dilihat karena tertutup awan maka hendaklah menyempurnakan bulan sya’ban menjadi 30 hari, dan bulan-bulan hijriyah itu tidak lebih dari 30 hari.
  • Barangsiapa Berpuasa Pada Hari Yang Diragukan Berarti Ia Telah Mendurhakai Rasulullah
Tidaklah patut bagi seorang muslim untuk mendahului bulan puasa dengan melakukan puasa satu atau dua hari lantaran karena berhati-hati. kecuali jika hal tersebut bertepatan dengan puasa yang biasa dia kerjakan.

Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :

“Janganlah mendahului puasa Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari (sebelumnya), kecuali seseorang yang (terbiasa) berpuasa dengan suatu jenis puasa, maka hendaklah ia berpuasa”. (HR. Muslim)

Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :

“Barangsiapa yang berpuasa pada hari yang diragukan maka ia telah mendurhakai Rasulullah”. (Atsar riwayat Bukhari tanpa sanad, dan sanadnya dijelaskan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majjah, dan An-Nasai dari jalan Amru bin Qais Al-Malai dari Abu Ishaq dari silah bin zufar dari Ammar)
  • Jika Seorang Saksi Telah Bersaksi (Melihat Hilal) Maka Berpuasalah Dan Berbukalah (Lebaran)
Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :

“Berpuasalah karena melihat hilal, dan berbukalah karena melihatnya, dan tunaikanlah ibadah karenanya, maka jika awan menutupi hilal sempurnakanlah bilangannya menjadi 30 hari, dan jika dua orang saksi melihatnya berpuasalah dan berbukalah”. (HR. Nasai, Ahmad)

Dari Ibnu Umar ia Berkata :

“Manusia saling melihat hilal, lalu aku kabarkan kepada Nabi bahwa aku melihatnya, maka Nabi pun berpuasa dan Beliau memerintahkan manusia untuk berpuasa”. (Dikeluarkan oleh Abu Daud, Ad Darimi)


Setiap amal perbuatan itu tergantung kepada niat yang terkandung didalamnya, hal-hal yang harus diperhatikan :
  • Wajibnya Berniat Pada Malam Hari Ramadhan
Jika telah pasti bulan ramadhan datang, dengan terlihat oleh mata (hilal), atau melalui persaksian, atau dengan menyempurnakan belan sya’ban menjadi 30 hari maka wajib bagi setiap muslim yang baligh dan berakal untuk berniat pada malam harinya.

Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :

“Barangsiapa tidak berniat berpuasa pada malam hari, maka tidak ada puasa baginya”. (dikeluarkan ole Nasai dan At-Tirmidzi)

Dan yang harus diperhatikan bahwa niat itu adanya didalam hati, dan mengucapkan (melafadzkannya) adalah bid’ah yang sesat sekalipun dipandang baik oleh manusia. dan menetapkan niat dimalam hari adalah untuk puasa-puasa wajib saja.
  • Pembebanan Syari’at Itu Tergantung Pada Kemampuan
Barangsiapa mendapati bulan ramadhan namun ia tidak mengetahui, lalu ia makan dan minum kemudian ia mengetahui, maka hendaklah ia menahan diri dari makan dan minum lalu meneruskan puasanya, dan puasanya dianggap sah. dan menetapkan niat pada malam hari tidaklah menjadi syarat pada haknya karena ia tidak mampu. karena pembebanan itu tergantung pada kemampuan.

Dari Salamah bin Al-Aqwa ia Berkata :

“Rasulullah memerintahkan seorang leleki dari aslam agar mengumumkan kepada manusia bahwa barangsiapa yang telah makan hendaknya tidak makan (berpuasa) pada sisa harinya, dan barangsiapa yang belum (sempat) makan hendaknya berpuasa karena sesungguhnya hari ini adalah hari Asy Syuura”.
Hadits ini menjelaskan bahwa dahulu kaum muslimin diwajibkan pada hari Asy Syuura, kemudian dihapuslah hukum wajibnya. sedangkan puasa ramadhan adalah puasa wajib dan hukumnya tidaklah berubah.


Pada awalnya, para sahabat Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam jika berpuasa dan hadirwaktu untuk berbuka maka mereka makan serta menjima’i istri mereka selama belum tidur. namun jika diantara mereka tidur sebelum menyantap makan malamnya (berbuka), maka mereka tidak boleh melakukan sedikitpun perkara-perkara diatas. Kemudian Allah Ta’ala dengan keluasan Rahmat-Nya memberikan Rukhsah (keringanan), hingga orang-orang yang tertidur disamakan hukumnya dengan orang-orang yang tidak tidur.

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah Hadits:

“Dahulu sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika salah seorang diantara mereka puasa dan tiba waktu berbuka, tetapi tertidur sebelum berbuka, tidak diperbolehkan makan malam dan siangnya hingga sore hari lagi. Sungguh Qais bin Shirmah Al-Anshari pernah berpuasa, ketika tiba waktu berbuka beliau mendatangi isterinya kemudian berkata: “Apakah engkau punya makanan ?” Isterinya menjawab : “Tidak, namun aku akan pergi mencarikan untukmu” Dia bekerja pada hari itu hingga terkantuk-kantuk dan tertidur, ketika isterinya kembali dan melihatnya isterinyapun berkata “Khaibah untukmu.” … Ketika pertengahan hari diapun terbangun, kemudian menceritakan perkara tersebut kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga turunlah ayat ini. “Artinya : Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur (berjima’) dengan isteri-isterimu” Dan turun pula firman Allah. “Artinya : Dan makan minumlah sehingga terang kepadamu benang putih dari benang hitam yaitu fajar” (HR. Bukhari)

Inilah rahmat Rabbani yang dicurahkan oleh Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang berkata:

“Kami mendengar dan kami taat wahai Rabb kami, ampunilah dosa kami dan kepada-Mu lah kami kembali”
(yakni) dengan memberikan batasan waktu puasa : dimulainya puasa dan waktu berakhirnya. (Puasa) dimulai dari terbitnya fajar hingga hilangnya siang dengan datangnya malam, dengan kata lain hilangnya bundaran matahari di ufuk.
  • Benang Putih Dan Benang Hitam
Ketika turun ayat tersebut sebagian sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sengaja mengambil iqal (tali) hitam dan putih kemudian mereka letakkan di bawah bantal-bantal mereka, atau merka ikatkan di kaki mereka. Dan mereka terus makan dan minum hingga jelas dalam melihat kedua iqal tersebut (yakni dapat membedakan antara yan putih dari yang hitam).

Dari Adi bin Hatim Radhiyallahu’anhu berkata :

Ketika turun ayat. “Artinya : Sehingga terang kepadamu benang putih dari benang hitam yaitu fajar” ….. Aku mengambil iqal hitam digabungkan dengan iqal putih, aku letakkan di bawah bantalku, kalau malam aku terus melihatnya hingga jelas bagiku, pagi harinya aku pergi menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kuceritakan padanya perbuatanku tersebut. Baliaupun bersabda. “Maksud ayat tersebut adalah hitamnya malam dan putihnya siang” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :

Ketika turun ayat. “Makan dan minumlah hingga jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam” ….. Ada seorang pria jika ingin puasa, ia mengikatkan benang hitam dan putih di kakinya, dia terus makan dan minum hingga jelas dalam melihat kedua benang tersebut. Kemudian Allah menurunkan ayat: “(Karena) terbitnya fajar”, mereka akhirnya tahu yang dimaksud adalah hitam (gelapnya) malam dan terang (putihnya) siang”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah penjelasan Qur’ani, sungguh telah diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabatnya batasan (untuk membedakan) serta sifat-sifat tertentu, hingga tidak ada lagi ruang untuk ragu atau tidak mengetahuinya.
  • Fajar Ada Dua
Diantara hukum yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan penjelasan yang rinci, bahwasanya fajar itu ada dua.
  1. Fajar Kadzib : Tidak dibolehkan ketika itu shalat shubuh dan belum diharamkan bagi yang berpuasa untuk makan dan minum.
  2. Fajar Shadiq : Yang mengharamkan makan bagi yang puasa, dan sudah boleh melaksanakan shalat shubuh.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Artinya : Fajar itu ada dua: Yang pertama tidak mengharamkan makan (bagi yang puasa), tidak halal shalat ketika itu, yang kedua mengharamkan makan dan telah dibolehkan shalat ketika terbit fajar tersebut.”
Dan ketahuilah -wahai saudara muslim- bahwa :
  1. Fajar Kadzib adalah warna putih yang memancar panjang yang menjulang seperti ekor binatang gembalaan.
  2. Fajar Shadiq adalah warna yang memerah yang bersinar dan tampak di atas puncak bukit dan gunung-gunung, dan tersebar di jalanan dan di jalan raya serta di atap-atap rumah. Fajar inilah yang berkaitan dengan hukum-hukum puasa dan shalat.
Dari Samurah Radhiyallahu “anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Artinya : Janganlah kalian tertipu oleh adzannya Bilal dan jangan pula tertipu oleh warna putih yang memancar ke atas sampai melintang” (HR. Muslim)

Dari Thalq bin Ali, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Makan dan minumlah, jangan kalian tertipu oleh fajar yang memancar ke atas. Makan dan minumlah sampai warna merah membentang” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad)
Ketahuilah -mudah-mudahan kita diberi taufiq untuk mentaati Allah Ta’ala bahwasanya sifat-sifat fajar shadiq adalah yang bercocokan dengan ayat yang mulia.

“Hingga jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam yaitu fajar”
Karena cahaya fajar jika membentang di ufuk atas lembah dan gunung-ghunung akan tampak seperti benang putih, dan akan tampak di atasnya benang hitam yakni sisa-sisa kegelapan malam yang pergi menghilang.
Jika telah jelas hal tersebut padamu berhentilah dari makan, minum dan berjima’. Kalau di tanganmu ada gelas berisi air atau minuman, minumlah dengan tenang, karena itu merupakan rukhshah (keringanan) yang besar dari Dzat Yang Paling Pengasih kepada hamba-hamba-Nya yang puasa. Minumlah walaupun engkau telah mendengar adzan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Artinya : Jika salah seorang dari kalian mendengar adzan padahal gelas ada di tangannya, janganlah ia letakkan hingga memenuhi hajatnya” (HR. Abu Dawud, Ibnu Jarir, Hakim dan Baihaqi)
Yang dimaksud adzan dalam hadits di atas adalah adzan subuh yang kedua karena telah terbitnya Fajar Shadiq dengan dalil tambahan riwayat, yang diriwayatkan oleh Ahmad 2/510, Ibnu Jarir At-Thabari 2/102 dan selain keduanya setelah hadits di atas.
“Artinya : Dahulu seorang muadzin melakukan adzan ketika terbit fajar

Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, berkata :

“Artinya : Telah dikumandangkan iqamah shalat, ketika itu di tangan Umar masih ada gelas, dia berkata : Boleh aku meminumnya ya Rasulullah ?’ Rasulullah bersabda : “Ya ….. minumlah” (HR. Ibnu Jarir)
Jelaslah bahwa menghentikan makan sebelum terbit Fajar Shadiq dengan dalih hati-hati adalah perbuatan bid’ah yang diada-adakan.

Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dalam Al-Fath :

“Termasuk perbuatan bid’ah yang mungkar adalah yang diada-adakan pada zaman ini, yaitu mengumandangkan adzan kedua sepertiga jam sebelum waktunya di bulan Ramadhan, serta memadamkan lampu-lampu yang dijadikan sebagai tanda telah haramnya makan dan minum bagi orang yang mau puasa. Mereka mengaku perbuatan ini dalam rangka ikhtiyath (hati-hati) dalam ibadah, tidak ada yang mengetahuinya kecuali beberapa gelintir manusia saja, hal ini telah menyeret mereka hingga melakukan adzan ketika telah terbenam matahari beberapa derajat untuk meyakinkan telah masuknya waktu-itu sangkaan mereka-mereka mengakhirkan berbuka dan menyegerakan sahur hingga menyelisihi sunnah. Oleh karena itu sedikit pada mereka kebaikan dan banyak tersebar kejahatan pada mereka. Allahul musta’an”.

Syaikh Ali Hasan & Syaikh Salim bin I’ed Al-Hilaly Mengatakan :

Bid’ah ini, yakni menghentikan makan (imsak) sebelum fajar dan mengakhirkan waktu berbuka, tetap ada dan terus berlangsung di zaman ini. Kepada Allah-lah kita mengadu.
  • Menyempurnakan Puasa Hingga Malam
Jika telah datang malam dari arah timur, menghilangkan siang dari arah barat dan matahari telah terbenam bebukalah orang yang puasa.

Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata Rasullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Artinya : Jika malam datang dari sini, siang menghilang dari sini dan terbenam matahari, telah berbukalah orang yang puasa” (HR. Bukhari & Muslim)
Hal ini terwujud setelah terbenamnya matahari, walaupun sinarnya masih ada. Termasuk petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , jika beliau puasa menyuruh seseorang untuk naik ke satu ketinggian, jika orang itu berkata : “Matahari telah terbenam”, beliaupun berbuka” (HR. Hakim)

Sebagian orang menyangka malam itu tidak terwujud langsung setelah terbenamnya matahari, tapi masuknya malam setelah kegelapan menyebar di timur dan di barat. Sangkaan seperti ini pernah terjadi pada sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , kemudian mereka diberi pemahaman bahwa cukup dengan adanya awal gelap dari timur setelah hilangnya bundaran matahari.

Dari Abdullah bin Abi Aufa Radhiyallahu Anhu :

Kami pernah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu safar (perjalanan), ketika itu kami sedang berpuasa (di bulan Ramadhan). Ketika terbenam matahari.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda :

“Wahai Fulan (dalam riwayat Abu Daud : Wahai Bilal) berdirilah, ambilkan kami air”. Orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, kalau engkau tunggu hingga sore”, dalam riwayat lain: matahari). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Turun, ambilkan air”. Bilal pun turun, kemudian Nabi minum. Beliau bersabda : … Kalau kalian melihatnya niscaya akan kalian lihat dari atas onta, yakni matahari”. Kemudian beliau melemparkan (dalam riwayat lain : berisyarat dengan tanganya), kemudian berkata : “Jika kalian melihat malam telah datang dari sini maka telah berbuka orang yang puasa.” (HR. Bukhari & Muslim)
Abu Said Al-Khudri berbuka ketika tenggelam (hilangnya) bundaran matahari. (HR. Bukhari secara mu’allaq)
  • Beberapa Peringatan Penting
Peringatan Pertama

Hukum-hukum puasa yang diterangkan tadi berkaitan dengan pandangan mata manusia, tidak boleh bertakalluf atau berlebihan dengan mengintai hilal dan mengawasi dengan alat-alat perbintangan yang baru atau berpegangan dengan penanggalan ahli nujum yang menyelewengkan kaum muslimin dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga menjadi sebab sedikitnya kebaikan pada mereka ….. Wallahu a’alam.

Peringatan Kedua

Di sebagian negeri Islam para muadzin menggunakan jadwal-jadwal waktu shalat yang telah berlangsung lebih dari 50 tahun!! Hingga mereka mengakhirkan berbuka puasa dan menyegerakan sahur, akhirnya mereka menentang petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Di negeri-negeri seperti ini ada sekelompok orang yang bersemangat dalam mengamalkan sunnah dengan berbuka berpedoman pada matahari dan sahur berpedoman fajar. Jika terbenam matahari mereka berbuka, jika terbit fajar shadiq -sebagaimana telah dijelaskan- mereka menghentikan makan dan minum. Inilah perbuatan syar’i yang shahih, tidak diragukan lagi. Barangsiapa yang menyangka mereka menyelisihi sunnah, ia telah berprasangka dengan sangkaan yang salah. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Jelaslah, ibadah puasa berkaitan dengan matahari dan fajar, jika ada orang yang menyelisihi kaidah ini, mereka telah salah, bukan orang yang berpegang dengan ushul dan mengamalkannya. Adzan adalah pemberitahuan masuknya waktu, (dan) tetap mengamalkan ushul yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wajib ….. ini dan pahamilah !!!



WAKTU PELAKSANAAN SAHUR

Allah mewajibkan puasa kepada kita sebagaimana telah mewajibkan kepada orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab.

Allah Subhanahu wa Ta’ala, Berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Al-Baqarah : 183)

Waktu dan hukumnya pun sesuai dengan apa yang diwajibkan pada Ahlul Kitab, yakni tidak boleh makan dan minum dan menikah (jima’) setelah tidur. Yaitu jika salah seorang dari mereka tidur, tidak boleh makan hingga malam selanjutnya. Demikian pula diwajibkan atas kaum muslimin sebagaimana telah kami terangkan di muka karena dihapus hukum tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyuruh makan sahur sebagai pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahlul Kitab.

Dari Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan sahur” (HR. Muslim)

KEUTAMAAN DALAM SAHUR
  • Makan Sahur Adalah Barokah
“Barokah itu ada pada tiga perkara : Al-Jama’ah, Ats-Tsarid dan makan Sahur” (HR. Thabrani, Abu Nuaim dan Al-Haitsami)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Sesungguhnya Allah menjadikan barokah pada makan sahur dan takaran” (HR. As-Syiraziy, dan Al-Khatib)

Dari Abdullah bin Al-Harits dari seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Aku masuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu beliau sedang makan sahur, beliau bersabda,
“Sesungguhnya makan sahur adalah barakah yang Allah berikan kepada kalian, maka janganlah kalian tinggalkan” (HR. Nasai dan Ahmad)

Keberadaan sahur sebagai barakah sangatlah jelas, karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah, menguatkan dalam puasa, menambah semangat untuk menambah puasa karena merasa ringan orang yang puasa. Dalam makan sahur juga (berarti) menyelisihi Ahlul Kitab, karena mereka tidak melakukan makan sahur. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakannya dengan makan pagi yang diberkahi sebagaimana dalam dua hadits Al-Irbath bin Syariyah dan Abu Darda ‘Radhiyallahu ‘anhuma,
“Marilah menuju makan pagi yang diberkahi, yakni sahur”
  • Allah dan Malaikat-Nya Bershalawat Kepada Orang-Orang yang Sahur
Mungkin barakah sahur yang tersebar adalah (karena) Allah Subhanahu wa Ta’ala akan meliputi orang-orang yang sahur dengan ampunan-Nya, memenuhi mereka dengan rahmat-Nya, malaikat Allah memintakan ampunan bagi mereka, berdo’a kepada Allah agar mema’afkan mereka agar mereka termasuk orang-orang yang dibebaskan oleh Allah di bulan Ramadhan.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Sahur itu makanan yang barakah, janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya meneguk setengah air, karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur”
Oleh sebab itu seorang muslim hendaknya tidak menyia-nyiakan pahala yang besar ini dari Rabb Yang Maha Pengasih. Dan sahurnya seorang muslim yang paling afdhal adalah korma.

Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :

“Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah korma” (Abu Daud, Ibnu Hiban dan Baihaqi)
Barangsiapa yang tidak menemukan korma, hendaknya bersungguh-sungguh untuk bersahur walau hanya dengan meneguk satu teguk air, karena keutamaan yang disebutkan tadi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda :

“Makan sahurlah kalian walau dengan seteguk air”
  • Mengakhirkan Waktu Sahur
Disunnahkan mengakhirkan sahur sesaat sebelum fajar, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu melakukan sahur, ketika selesai makan sahur Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit untuk shalat subuh, dan jarak (selang waktu) antara sahur dan masuknya shalat kira-kira lamanya seseorang membaca lima puluh ayat di Kitabullah.

Anas Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit

“Kami makan sahur bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau shalat” Aku tanyakan (kata Anas), “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?” Zaid menjawab, “kira-kira 50 ayat membaca Al-Qur’an” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketahuilah wahai hamba Allah -mudah-mudahan Allah membimbingmu- kalian diperbolehkan makan, minum, jima’ selama (dalam keadaan) ragu fajar telah terbit atau belum, dan Allah serta Rasul-Nya telah menerangkan batasan-batasannya sehingga menjadi jelas, karena Allah Jalla Sya’nuhu mema’afkan kesalahan, kelupaan serta membolehkan makan, minum dan jima, selama belum ada kejelasan, sedangkan orang yang masih ragu (dan) belum mendapat penjelasan. Sesunguhnya kejelasan adalah satu keyakinan yang tidak ada keraguan lagi. Jelaslah.
  • Hukumnya Melaksanakan Sahur
Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya – dengan perintah yang sangat ditekankan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda :

“Barangsiapa yang mau berpuasa hendaklah sahur dengan sesuatu” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Abu Ya’la dan Al-Bazzar)

Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda :

“Makan sahurlah kalian karena dalam sahur ada barakah” (HR. Bukhari)

Dalam Riwayat Lain beliau bersabda :

“Pembeda antara puasa kami dan Ahlul Kitab adalah makan sahur”
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda :
“Sahur adalah makanan yang barakah, janganlah kalian tinggalkan walaupun hanya meminum seteguk air karena Allah dan Malaikat-Nya memberi sahalawat kepada orang-orang yang sahur” (HR. Ibnu Abi Syaibah & Ahmad)

Di Dalam Riwayat Lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda :

“Sahurlah kalian walaupun dengan seteguk air” (HR. Abu Ya’la)

Syaikh Ali Hasan & Syaikh Salim bin I’ed Al-Hilaly, berkata :

Perintah Nabi ini sangat ditekankan anjurannya, hal ini terlihat dari tiga sisi.
  1. Perintahnya.
  2. Sahur adalah syiarnya puasa seorang muslim, dan pemisah antara puasa kita dan puasa Ahlul Kitab
  3. Larangan meninggalkan sahur.
Inilah qarinah yang kuat dan dalil yang jelas, Walaupun demikian, Al-Hafidz Ibnu Hajar menukilkan dalam kitabnya Fathul Bari 4/139: “Ijma atas sunnahnya.” Wallahu ‘alam.


WAKTU PELAKSANAAN BERBUKA

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam” (Al-Baqarah : 187)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menafsirkan dengan datangnya malam dan perginya siang serta sembunyinya bundaran matahari. Kami telah membawakan (penjelasan ini pada pembasahan yang telah lalu) agar menjadi tenang hati seorang muslim yang mengikuti sunnatul huda. Wahai hamba Allah, inilah perkataan-perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ada di hadapanmu dapatlah engkau membacanya, dan keadaannya yang sudah jelas dan telah engkau ketahui, serta perbuatan para sahabatnya, Radhiyallahu ‘anhum telah kau lihat, mereka telah mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Syaikh Abdur Razaq telah meriwayatkan :

“Para sahabat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah orang-orang yang paling bersegera dalam berbuka dan paling akhir dalam sahur” (Kitab Mushanaf)
  • Menyegerakan Untuk Berbuka
Wahai saudaraku seiman, wajib atasmu berbuka ketika matahari telah terbenam, janganlah dihiraukan oleh rona merah yang masih terlihat di ufuk, dengan ini berarti engkau telah mengikuti sunnah Rasuullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyelisihi Yahudi dan Nasrani, karena mereka mengakhirkan berbuka. Pengakhiran mereka itu sampai pada waktu tertentu yakni hingga terbitnya bintang. Maka dengan mengikuti jalan dan manhaj Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti engkau menampakkan syiar-syiar agama, memperkokoh petunjuk yang kita jalani, yang kita harapkan jin dan manusia berkumpul diatasnya. Hal-hal tersebut dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada pargraf-paragraf yang akan datang.
  • Menyegerakan Buka Berarti Menghasilkan Kebaikan
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan bebuka” (HR. Bukhari & Muslim)
  • Menyegerakan Berbuka Adalah Sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
Jika umat Islamiyah menyegerakan berbuka berarti mereka tetap di atas sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan manhaj Salafus Shalih, dengan izin Allah mereka tidak akan tersesat selama “berpegang dengan Rasul mereka (dan) menolak semua yang merubah sunnah”.

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

“Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak menunggu bintang ketika berbuka (puasa).” (HR. Ibnu Hibban)
  • Menyegerakan Buka Berarti Menyelisihi Yahudi dan Nashrani
Tatkala manusia senantiasa berada di atas kebaikan dikarenakan mengikuti manhaj Rasul mereka, memelihara sunnahnya, karena sesungguhnya Islam (senantiasa) tetap tampak dan menang, tidak akan memudharatkan orang yang menyelisihinya, ketika itu umat Islam akan menjadi singa pemberani di lautan kegelapan, tauladan yang baik untuk diikuti, karena mereka tidak menjadi pengekor orang Timur dan Barat, (yaitu) pengikut semua yang berteriak, dan condong bersama angin kemana saja angin bertiup.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

“Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka, karena orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya” (HR. Abu Dawud & Ibnu Hibban)

Syaikh Ali Hasan dan Syaikh Salim bin I’ed Al-Hilali, mengatakan :

Hadits-hadits di atas mempunyai banyak faedah dan catatan-catatan penting, sebagai berikut.
PERTAMA

Kemenangan agama ini dan berkibarnya bendera akan tercapai dengan syarat menyelisihi orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab, ini sebagai penjelasan bagi umat Islam, bahwa mereka akan mendapatkan kebaikan yang banyak, jika membedakan diri dan tidak condong ke Barat ataupun ke Timur, menolak untuk mengekor Kremlin atau mencari makan di Gedung Putih -mudah-mudahan Allah merobohkannya-, jika umat ini berbuat demikian mereka akan menjadi perhiasan diantara umat manusia, jadi pusat perhatian, disenangi oleh semua hati. Hal ini tidak akan terwujud, kecuali dengan kembali kepada Islam, berpegang dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam masalah Aqidah dan Manhaj.

KEDUA

Berpegang dengan Islam baik secara global maupun rinci.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam secara kaffah” (Al-Baqarah : 208)
Atas dasar inilah, maka ada yang membagi Islam menjadi inti dan kulit, (ini adalah pembagian) bid’ah jahiliyah modern yang bertujuan mengotori fikrah kaum muslimin dan memasukkan mereka ke dalam lingkaran kekhawatiran. (Hal ini) tidak ada asalnya dalam agama Allah, bahkan akhirnya akan merembet kepada perbuatan orang-orang yang dimurkai Allah, (yaitu) mereka yang mengimani sebagian kitab dan mendustakan sebagian yang lainnya; Kita diperintah untuk menyelisihi mereka secara global maupun terperinci, dan sungguh! kita mengetahui buah dari menyelisihi Yahudi dan Nasrani adalah tetap (tegak)nya agama lahir dan batin.

KETIGA

Dakwah ke jalan Allah dan memberi peringatan kepada mukminin tidak akan terputus, perkara-perkara baru yang menimpa umat Islam tidak menyebabkan kita memilah syiar-syiar Allah, jangan sampai kita mengatakan seperti perkataan kebanyak mereka:

“Ini perkara-perkara kecil, furu’. khilafiyah dan hawasyiyah, kita wajib meninggalkannya, kita pusatkan kesungguhan kita untuk perkara besar yang memecah belah shaf kita dan mencerai beraikan barisan kita.”
Perhatikan wahai kaum muslimin, da’i ke jalan Allah di atas basyirah, engkau telah tahu dari hadits-hadits yang mulia bahwa jayanya agama ini bergantung pada disegerakannya berbuka puasa yang dilakukan tatkala lingkaran matahari telah terbenam. Maka bertaqwalah kepada Allah (wahai) setiap orang yang menyangka berbuka ketika terbenamnya matahari adalah fitnah, dan seruan untuk menghidupkan sunnah ini adalah dakwah yang sesat dan bodoh, menjauhkan umat Islam dari agamanya atau menyangka (hal tersebut) sebagai dakwah yang tidak ada nilainya, (yang) tidak mungkin seluruh muslimin berdiri di atasnya, karena hal itu adalah perkara furu’, khilafiyah atau masalah kulit!! Walaa haula walaa quwwata illa billah.
  • Berbuka Sebelum Shalat Maghrib
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka sebelum shalat Maghrib karena menyegerakan berbuka termasuk akhlaknya para nabi.

Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, (ia berkata) :

“Tiga perkara yang merupakan akhlak para nabi : menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan di atas tangan kiri dalam shalat” (HR. Thabrani)
  • Berbuka Dengan Apa …?
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan korma, kalau tidak ada korma dengan air, ini termasuk kesempurnaan kasih sayang dan semangatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (untuk kebaikan) umatnya dan dalam menasehati mereka.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala, berfirman :

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan olehmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (At-Taubah : 128)

Karena memberikan ke tubuh yang kosong sesuatu yang manis, lebih membangkitkan selera dan bermanfaat bagi badan, terutama badan yang sehat, dia akan menjadi kuat dengannya (korma). Adapun air, karena badan ketika dibawa puasa menjadi kering, jika didinginkan dengan air akan sempurna manfaatnya dengan makanan. Ketahuilah wahai hamba yang taat, sesungguhnya korma mengandung berkah dan kekhususan -demikian pula air- dalam pengaruhnya terhadap hati dan mensucikannya, tidak ada yang mengetahuinya kecuali orang yang berittiba’.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu (ia berkata) :

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan korma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan korma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
  • Yang Diucapkan Ketika Berbuka
Ketahuilah wahai saudaraku yang berpuasa mudah-mudahan Allah memberi taufiq kepada kita untuk mengikuti sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya engkau punya do’a yang dikabulkan, maka manfaatkanlah, berdo’alah kepada Allah dalam keadaan engkau yakin akan dikabulkan, ketahuilah sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai. Berdo’alah kepada-Nya dengan apa yang kamu mau dari berbagai macam do’a yang baik, mudah-mudahan engkau bisa mengambil kebaikan di dunia dan akhirat.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda :

“Tiga do’a yang dikabulkan : do’anya orang yang berpuasa, do’anya orang yang terdhalimi dan do’anya musafir” (HR. Uqaili dalam Ad-Dhu’afa’)

Do’a yang tidak tertolak ini adalah ketika waktu engkau berbuka

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahw Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Tiga orang yang tidak akan ditolak do’anya : orang yang puasa ketika berbuka, Imam yang adil dan do’anya orang yang didhalimi” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda :

“Sesungguhnya orang yang puasa ketika berbuka memeliki doa yang tidak akan ditolak” (HR. Ibnu Majjah, Hakim, Ibnu Sunni, dan Thayalisi)
Do’a yang paling afdhal adalah do’a ma’tsur dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bahwa beliau jika berbuka mengucapkan,

“Dzahaba al-dhoma’u wabtali al-’uruuqu watsabbati al-ajru insya Allah” 
(”Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala Insya Allah”).
(HR. Abu Dawud, Baihaqi dan Al-Hakim)
  • Memberi Makan Orang Yang Puasa
Bersemangatlan wahai saudaraku -mudah-mudahan Allah memberkatimu dan memberi taufik kepadamu untuk mengamalkan kebajikan dan taqwa- untuk memberi makan orang yang puasa karena pahalanya besar dan kebaikannya banyak.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda :

“Barangsiapa yang memberi buka orang yang puasa akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Orang yang puasa harus memenuhi undangan (makan) saudaranya, karena barangsiapa yang tidak menghadiri undangan berarti telah durhaka kepada Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dia harus berkeyakinan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan sedikitpun amal kebaikannya, tidak akan dikurangi pahalanya sedikitpun. Orang yang diundang disunnahkan mendo’akan pengundangnya setelah selesai makan dengan do’a-do’a dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Telah makan makanan kalian orang-orang bajik, dan para malaikat bershalawat (mendo’akan kebaikan) atas kalian, orang-orang yang berpuasa telah berbuka di sisi kalian” (HR. Abi Syaibah, Ahmad, dan Nasai)
“Ya Allah, berilah makan orang yang memberiku makan berilah minum orang yang memberiku minum” (HR. Muslim)

“Ya Allah, ampunilah mereka dan rahmatilah, berilah barakah pada seluruh rizki yang Engkau berikan” (HR. Muslim)

Insya Allah Bersambung  ..........

SIFAT PUASA NABI DI BULAN RAMADHAN (Bagian I)

“SIFAT PUASA NABI DI BULAN RAMADHAN”
Diringkas Dari Kitab  : ” Sifat Saum Nabi Fii Ramadhan “
(Penulis  :  Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali & Syaikh Ali Hasan)

(Sumber : Tapak Suci Pontang)


 
 

Allah Subhanahu Wata’ala Berfirman :
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatan, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, dan Allah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (Al-Ahzab : 35)

Diantara Keutamaan Yang Terdapat Dalam Ibadah Puasa, Adalah :

  • Puasa Adalah Perisai
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam, Bersabda :
“Puasa adalah perisai, dengannya seorang hamba memelihara dirinya dari api neraka”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)
  • Puasa Akan Memasukkan Pelakunya Ke dalam Surga
Dari Abu umamah, ia berkata. aku bertanya ….. “Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amalan yang dengannya aku dapat masuk kedalam Surga”, maka nabipun menjawab : “Hendaknya engkau berpuasa, tiada yang menyamainya”. (Hadits Shahih Riwayat Nasai,Ibnu Hibban, dan Hakim)
  • Orang Yang Berpuasa Mendapatkan pahala Tanpa Hisab
  • Bagi Orang-Orang yang Berpuasa Ada Dua Kegembiraan
  • Bau Mulut Orang Yang Berpuasa Lebih Harum Disisi Allah Dari Bau Kasturi
Dalil Dari Semua Itu Adalah :

“Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda, Allah Berfirman : ‘Setiap amal mansia terdapat pahala yang terbatas kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya, dan puasa adalah perisai. pada hari puasa janganlah kalian mengatakan atau melakukan perbuatan keji dan berteriak, jika salahseorang diantara kalian mencelanya atau memeranginya maka hendaklah mengatakan “Sesungguhnya aku sedang berpuasa”, demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya benar-benar bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi, bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang ia bergembira dengan keduanya, jika berbuka ia gembira dan jika bertemu Rabbnya ia bergembira”. (HR. Bukhari & Muslim).

Dan Dalam Riwayat Al-Bukhari Juga Disebutkan :
“Ia tinggalkan makanan dan minumannya serta syahwatnya lantaran Aku, puasa adalah untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. dan kebaikan itu adalah sepuluh kali lipat semisalnya”.
  • Puasa Dan Al-Qur’an Akan Memberikan Syafaat Bagi Pelakunya
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam, Bersabda :

“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat, puasa berkata : “Ya Allah, aku telah mencegah orang yang berpuasa dari makanan dan syahwat, maka berikanlah syafaatku kepadanya”. dan berkata bacaan Al-Qur’an : “Ya Allah, aku telah mencegahnya dari tidur pada malam hari, maka berikanlah syafaatku kepadanya”. Nabi bersabda : Keduanya akan memberikan syafaat”.     (HR Ahmad & Baihaqi).
  • Puasa Adalah Kaffaarah (Penghapus Dosa) 
“Dari Hudzaifah bin Yaman ia berkata, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda : “Fitnah laki-laki pada keluarganya, hartanya, anaknya, tetangganya, dihapuskan olehshalat, puasa dan shodakoh”. (HR. Bukhari & Muslim).
  • Allah Menyediakan Pintu Surga bernama Ar-Rayyan Bagi Orang-Orang Yang Berpuasa
“Dari Sahl dari Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya dalam surga terdapat sebuah pintu yang bernam Ar-Rayyan, dan orang yang berpuasa akan masuk melaluinya pada hari kiamat, dan selain mereka tidak akan melaluinya. dikatakan : Dimanakah orang yang berpuasa .. ? maka merekapun berdiri. dan selain mereka tidak akan memasukinya, dan barangsiapa yang telah masuk ia pasti minum dan barangsiapa yang minum maki ia tidak akan kehausan selamanya”. (HR. Bukhari & Muslim).



Diantara Keutamaan Yang Terdapat Di Bulan Ramadhan, Adalah :
  • Bulan Ramadhan Adalah Bulan Al-Qur’an
Allah Berfirman :

“Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an. sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). karena itu barangsiapa diantara kamu hadir (dinegeri tempat tinggalnya) di bulan itu. maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”. (Al-Baqarah : 185).
  • Bulan Ramadhan Adalah Bulan Dibelenggunya Syaitan
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :

“Jika telah tiba bulan Ramadhan, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dibelenggulah setan-setan”.       (HR. Bukhari & Musliam)
  • Bulan Ramadhan Adalah Bulan Seribu Bulan
Allah Berfirman :

“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu .. ? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS Al-Qadr : 1-3).


Melaksanakan puasa dibulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat.

Allah Ta’ala Berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa”
  • Barangsiapa Yang Dengan Kerelaan Hati Mengerjakan Kebajikan Maka Itulah Yang Lebih Baik Baginya
Dari beberapa keutamaan bulan Ramadhan yang disebutkan diatas, Allah telah mewajibkan puasa Ramadhan atas kaum muslimin, dan oleh karena memutuskan jiwa dari syahwat adalah suatu perkara yang sangat berat. maka perintah Ibadah puasa Ramadhan diakhirkan sampai tahun kedua hijriyah. Dan tatkala hati kaum muslimin telah tertanam Tauhid yang kokoh dan pengagungan mereka terhadap syiar-syiar Allah yang begitu bersemangat, maka dipindahkanlah hati secara bertahap kemudian dimulailah awal pertama kali puasa dengan kebebasan untuk memilih disertai anjuran untuk melaksanakan puasa, karena dahulu puasa terasa sangat berat bagi para sahabat. karena dahulu bagi siapa saja yang tidak kuat untuk berpuasa maka mereka membayar fidyah. 

Allah Ta’ala berfirman :

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) : memberi makan seorang miskin. dan barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 184)
  • Barangsiapa Yang Hadir Di Negeri Tempat Tinggalnya Pada Bulan Itu Hendaknya Ia Berpuasa
Kemudian setelah turun ayat yang pertama lalu turunlah ayat sesudahnya yang menghapus hukum sebelumnya.

Allah Ta’ala Berfirman :

“(Dan hari yang ditentukan itu adalah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang haq dan yang batil. karena itu barangsiapa yang hadir (dinegeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa, dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka). maka (wajiblah baginya mengganti puasanya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain, Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. (QS. Al-Baqarah : 185)

Puasa Ramadhan adalah merupakan pondasi Islam, dan salah satu dari rukun-rukun Islam.

Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam Bersabda :

“Islam dibangun diatas lima perkara, Bersahadat bahwa tidak ada sesembahan yang haq untuk di Ibadahi kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah Rasul Allah, Mendirikan Shalat, Menunaikan Zakat, Menunaikan Haji ke Baitullah, dan Berpuasa di Bulan Ramadhan” (Bukhari)

Insya Allah Bersambung  ...............

Kamis, 02 Agustus 2012

SILATURAHIM DAN BUKA PUASA BERSAMA MENYAMBUT MILAD TAPAK SUCI KE-49

SILATURRAHIM & BUKA PUASA BERSAMA
MENYAMBUT MILAD TAPAK SUCI KE-49
CARDAMON RESTO JAKARTA


 

Sekitar 300 Peserta Memenuhi Cardamon Resto, Tempat Digelarnya Acara silaturahim Dan Buka Puasa Bersama Dalam Rangka Menyambut Milad Tapak Suci Yang Ke-49.
Dalam Acara Tersebut Tampak :
1. Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci Bapak H. Muchdi Purwopranjono, PBr
2. Ketua Departemen Humas PPTS Bapak Drs. H. Hisbullah Rahman, PBr
3. Bendahara Umum PPTS Bapak H.M.Shiddiq SP, PUa
3. Ketua Pimpinan Wilayah XXXII Tapak Suci Banten Bapak H. Asmuni Ilyas, PKa
4. Ketua Pimpinan Daerah Tapak Suci Kabupaten Serang Bapak Muhammad Irfan, KUa
Dan Tamu Undangan Dari PP Muhammadiyah Serta Segenap Kader Dan Pendekar Tapak Suci Dari Seantero Jakarta Dan Banten.

Berpose Bersama Jajaran Pengurus
Pimpinan Pusat Tapak Suci


 Pejabat PPTS Berpose Bersama
PP Muhammadiyah


Foto Narsis 
Peserta Silaturahmi Tapak Suci

Senin, 30 Juli 2012

SOSIALISASI KURIKULUM KEILMUAN PIMDA 145 TAPAK SUCI KABUPATEN SERANG




PIMPINAN  DAERAH  145
PERGURUAN SENI BELADIRI INDONESIA
"TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH"
Jl. Ciptayasa Komplek Masjid Darul Arqom Begog Pontang 42192 Serang
 

Nomor                       :   D – 08 / 145 / PIMDA / 07 / 2012
Perihal                       :   Sosialisasa Kurikulum Keilmuan Tapak Suci Serang
Lampiran                   :   -

Kepada Yth.

KADER DAN PENDEKAR TAPAK SUCI KABUPATEN SERANG

Di :  Tempat

Ba'da  Salam  Semoga  Kita  Selalu  Mendapatkan  Limpahan  Rahmat  Dan  Karunia  Dari  Allah Ta'ala, Selanjutnya Sehubungan  Dengan  Akan  Diselenggarakannya  Sosialisasi  Kurikulum  Keilmuan  PIMDA Tapak  Suci  Kabupaten  Serang  Dan  Acara  Buka  Puasa  Dan  Sahur Bersama,  Yang  Insya  Allah  Akan  Dilaksanakan  Pada :

Hari                                                   :   Sabtu 
Tanggal                                             :   04   Agustus  2012 
Pukul                                                 :   13.00 s/d Selesai 
Tempat                                              :   Aula Campus SMP Muhammadiyah Kragilan
SWO (Sumbangan Wajib Peserta)  :   Rp. 20.000,- /Orang (Buka  Puasa  &  Makan  Sahur)  

Dikarenakan  Pentingnya  Acara  Ini,  Maka  Dihimbau  Agar  Seluruh  Kader  Dan  Pendekar  Tapak  Suci  Dilingkup  PIMDA  Serang  Dapat  Mengikuti  Acara  Tersebut  Diatas.

Demikianlah  Informasi  Yang  Dapat  Kami  Sampaikan,  Atas  Segala  Perhatian  Dan Partisipasinya Kami  Ucapkan  Terima  Kasih.

Dengan Iman Dan Akhlaq Saya Menjadi Kuat
Tanpa Iman Dan Akhlaq Saya Menjadi Lemah

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Serang,
31  Juli  2012


PIMPINAN DAERAH 145
PERGURUAN SENI BELADIRI INDONESIA
“TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH”
KABUPATEN SERANG
                                                 
KETUA




(Muhammad Irfan, KUa)
          NBM :         NBTS :
SEKRETARIS




(Hayaturrohman, KMa)
         NBM :        NBTS :

Rabu, 18 Juli 2012

PELANTIKAN KADER DAN PENDEKAR PROVINSI BANTEN

 PELANTIKAN  KADER  DAN  PENDEKAR
"PIMWIL 32 TAPAK SUCI BANTEN"


PELANTIKAN KADER DAN PENDEKAR
TAPAK SUCI BANTEN

SEBELUM DILANTIK
DIMANDIIN DULU BIAR SEGEEERR

AYO AMBIL POSISI

PESERTA PELANTIKAN
BERSIAP SIAGA DI HANTAM OMBAK

BAPAK ALAWIK PENDEKAR KEPALA
NUMPANG EXSIS BIAR TENAR

BERPOSE NARSIS
PESERTA PELANTIKAN KADER DAN PENDEKAR
TAPAK SUCI BANTEN

KETUA DEWAN PIMWIL BANTEN
BERGAYA BERSAMA KETUA DEWAN PENDEKAR

KETUA PIMWIL, SEKRETARIS DAN
KETUA DEWAN PENDEKAR TAPAK SUCI BANTEN

PENYEMATAN SABUK PENDEKAR MUDA

BERSIAP MENGGANTI SABUK BARU

KETUA DEWAN PENDEKAR
MENYEMATKAN SABUK 


Senin, 09 Juli 2012

TIM TAPAK SUCI KABUPATEN SERANG RAIH JUARA DI UNJ CUP OPEN 2012

 KEJUARAAN PENCAK SILAT
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA OPEN KE-X

Dari Serang Menuju Dunia ..... Itulah Semboyan Yang Coba Diusung PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang, Hal Itu Bukanlah Isapan Jempol Belaka, Semboyan Tersebut Mulai Terbukti Dengan Diraihnya 1 Perak Dan  2 Perunggu Di Kejuaraan UNJ CUP OPEN 2012. Hal Tersebut Sudah Melebihi Target Yang Ditetapkan Sebelumnya Oleh PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang, Padahal Awalnya PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang Hanya Menargertkan 1 Perunggu, Hal Ini Dikarenakan Pertama Kalinya Tim Tapak Suci Kabupaten Serang Mengikuti Kejuaraan Semi Nasional Ini.

Sebelumnya Tim Tapak Suci Kabupaten Serang Mengutus 8 Atlit Yang Terdiri Dari 3 Atlit SMK dan 5 Atlit SMP Yang Terdaftar Yang Dikirim Di Event Kejuaraan Tersebut. Akan Tetapi Karena Alasan Kesehatan, 2 Orang Atlit Telah Mengundurkan Diri. Sehingga Tim Tapak Suci Kabupaten Serang Hanya Mengirimkan 6 Atlit, Yang Diwakili Oleh SMK Muhammadiyah Pontang 2 Orang Dan SMP Muhammadiyah Pontang 4 Orang.

SMK Muhammdiyah  Pontang Dan SMP Muhammadiyah Pontang Adalah Cabang Yang Telah Meraih Juara Umum Di Ajang Selekda Yang Dilaksanakan Oleh PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang, Atlit dari SMK Muhammadiyah Pontang Adalah Wahyudin Yang Tanding Di Kelas D Putra Dan Suherma Tanding Di Kelas C Putri, Sementara Atlit Dari SMP Muhammadiyah Pontang Adalah Zaenal Yang Tanding Di Kelas C putra, Deni Suhendar Yang Tanding Di Kelas D Putra, Ali Mukhtar Yang Tanding Di Kelas E Putera. Dan Jahroh Yang Tanding di kelas E Putri.

Enam Orang Atlit Pilihan Ini Telah Menjalani Karantina Satu Hari Dalam TC  Alit  Yang Diadakan Oleh PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang. TC Yang  Langsung Di Tangani Oleh Biro  Kepelatihan Dan Biro Pembinaan Prestasi PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang Yaitu Bapak Danar, KUa. Yang Menanamkan Dasar-Dasar Penguasaan Gelanggang, Tehnik-Tehnik Raih Point, Dan Penanaman Mental Dalam Bertanding, Dan Kerja Keras Beliau Ini Mulai Terlihat Hasilnya, Hal Tersebut Dibuktikan Dengan Peningkatan Dalam Penguasaan Tehnik Pada TC Terakhir Yang Dilaksanakan Di SMP Muhammadiyah Pontang Yang Langsung Di Tangani Oleh Ketua PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang Bapak Muhammad Irfan, KUa Dan Bapak Shodikin, KMDy Selaku Pembina Tapak Suci SMP Muhammadiyah Pontang.

Sebelumnya PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang Memberikan Tantangan Kepada Biro Kepelatihan Yang Di Ketuai Oleh Bapak Danar, KUa Yang Merupakan Mantan Siswa Tapak Suci DI Cabang SMA Negeri 1 Pontang, Pria kelahiran Sidoarjo Tanggal 1 Juli Ini Adalah Mantan Atlit Nasional, Dan Mantan Pelatih Di Cabang UMSIDA Dan SMA Muhammdiyah 2 Sidoarjo Serta Beliau Juga Adalah Mantan Pengurus PIMDA Tapak Suci Kabupaten Sidoarjo Dengan Jabatan Terakhir Sebagai Sekretaris, Ketua PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang Memberikan Tantangan Kalau Seandainya Tim Ini Lolos Dan Meraih Medali, Maka PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang Akan Mempercayakan Sepenuhnya Untuk Pembinaan Atlit Berprestasi Diserahkan Kepada Beliau. Dan Dengan Segenap Kemampuan Dan Pengalaman Yang Dimilikinya Pak Danar Berhasil Menjawab Tantangan Yang Diberikan PIMDA Tapak Suci Kabupaten Serang Tersebut Dengan Meraih 1 Perak Dan 2, Tentunya Ini Merupakan Prestasi Yang Cukup Membanggakan, Mengingat Selama Ini Tapak Suci Kabupaten Serang Minim Prestasi Di Luar Daerah.

SELAMAT DATANG
PESERTA KEJUARAAN PENCAK SILAT
UNJ OPEN KE-X

Tim Tapak Suci Kabupaten Serang Yang Bertolak Menuju Jakarta Tanggal 2 Juli, Tiba Di Jakarta Pukul 21:00 Dan Untuk Sementara Atlitpun Dimanjakan Dengan Beristirahat 1 Malam Di Apartement Sudirman Park Jakarta Pusat,  Kemudian keesokan Harinya Tim Tapak Suci Kabupaten Serang pun Melanjutkan Perjalanan Menuju UNJ Untuk Bertanding.

Setiba Kampus B Universitas Negeri Jakarta, Dengan Segala Keterbatasan Yang Ada. Tim  Tapak Suci Kabupaten Serang Singgah Di Gedung Asrama Atlit Yang Belum Dihuni, Melihat Suasana Gedung Seperti Barak Pengungsian Korban Lumpur Lapindo.  Dan Dengan Segala Keterbatasan Yang Ada. Masih Merupakan Anugrah Meskipun Hanya Beralaskan Matras Arena Yang Tidak Terpakai. Tim Tapak Suci Kabupaten Serang Pun Beristirahat Selama 5  Hari Di Tempat Itu. Dan Senasib Dengan Saudara Seperguruan Dari SMPN 1 Cibitung Bekasi, Kami Pun Melepas Lelah Ditempat Yang Seadanya.

Ketika Menjelang Malam, Suasanapun Menjadi Sangat Gelap Dan Banyak Nyamuk. Karena Tidak Ada Listrik Di Gedung Itu, Menjelang Pagi Udarapun Terasa Dingin, Meskipun Demikian Hal Tersebut Tidak Menyurutkan Mental Semuanya Untuk Meraih Juara.

Sembari Bercanda Mengingat Masa-Masa Ujian Kenaikan Tingkat, Ketika Ujian Mental Kita Disuruh Penguji Tidur Di Kuburanpun Kita Bisa Tidur Dengan Nyenyak. Kalau Hanya Tidur Ditempat Gelap  Apalagi Dalam Gedung Dengan Beralaskan Matras, Itu Sih Serasa Tidur Di Apartemen.
Malah Dengan Kondisi Seperti Itu Menimbulkan Rasa Kekeluargaan Yang Hangat Antara Serang Dan Bekasi, Hal Ini Tercermin Dari Adanya Rasa Saling Berbagi, Mendukung  Secara Bergantian Untuk Jadi Supporter, Bagkan Main Gaple Bersama Untuk Menghilangkan Stress.

Setiap Harinya Tidak Henti-Hentinya Pelatih, Official Dan Manager Tim Memberikan Motivasi Bagi Para Atlitnya. Seperti Yang Disampaikan Oleh Bapak Danar Selaku Pelatih Tim Disela-Sela Waktu Istirahat. "Sekali Harimau Tetaplah Harimau, Dimanapun Kita Berada  Tetap Menjadi Harimau. Dalam Kondisi Apapun Kita Adalah Harimau, Kalian Dilatih Di Tapak Suci Untuk Menjadi Harimau, Kalian Adalah Harimau Dari Serang, Untuk Itu Janganlah Ragu Untuk Mengeluarkan Cakar Dan Taringmu, Raihlah Impianmu Mulai Hari Ini Sebagai Sang Juara Di Rimba Persilatan."
Maksud Dari Kata Kiasan "Harimau" Disini Adalah Seorang Yang Mempunyai Pribadi Yang Tangguh, Mandiri, Pantang Meyerah, Optimis, Dan Berorientasi Kemasa Depan.

Dengan Keadaan Alakadarnya Pelatih Tim Tapak Suci Kabupaten Serang Justru Memanfaatkan Sarana Yang Ada Sebagai Ajang Latihan Untuk Semakin Menajamkan Teknik Dalam Bertanding, Alhasil Atlit Yang Tidak Begitu Diunggulkanpun Berhasil Meraih Juara Karena Berhasil Meningkatkan Kemampuannya.

Seperti Pesan Yang Disampaikan Oleh Pak Danar :
"Bukan keadaan yang membuat diri kita lemah. Tapi pikiran kitalah yang bisa membuat kita lemah atau kuat. Maka jangan pernah meremehkan diri sendiri. Mulailah sesuatu dari mimpi. Kuatkan mimpi itu dengan keyakinan hati sehingga menimbulkan upaya di diri. Karena keberhasilan dan kegagalan itu mempunyai waktu yang sama. Tergantung bagaimana dan kapan kitamemulainya."

Dalam Pertandingan UNJ CUP OPEN 2012 Kali Ini Peserta Yang Ikut Lebih Dari 350 Atlit Pelajar Dari Mulai Sekolah SD, SMP, Dan SMA Yang Berasal Dari Wilayah JABODETABEK, Jawa Barat, Lampung, Dan Bahkan Dari Papua. Sehingga Event Ini Begitu Bergengsi Karena Bersifat Kejuaraan Semi Nasional.

Adapun Juara Dari Tim Serang Diraih Oleh Pesilat Dari Pelajar SMP. Medali Perak Diraih Oleh Zaenal Kategori Tanding Kelas C Putra Dan 2 Medali Perunggu Diraih Oleh Deni tKategori Tanding Kelas D Putra Dan Jahroh Kategori Tanding  Kelas E Putri.


CAK DANAR MELATIH SPEED & POWER
JAHROH ATLIT KELAS E PUTERI

JUARA KE 3 (MEDALI PERUNGGU)
DENI SUHENDAR
Memakai Seagam Tapak Suci

JUARA 3 (MEDALI PERUNGGU)
JAHROH
Memakai Seragam IPSI Hitam
h
THE CHAMPION
SANG JUARA BERFOTO BERSAMA

KETUA PIMDA  BAPAK MUHAMMAD IRFAN
BERFOTO BERSAMA PARA ATLIT

PUTERA PAK KETUA PIMDA
(ABDURRAHMAN AL-BANTANI)
CALON ATLIT MASA DEPAN

JAHROH DAN SUHERMA
MAKAN BERSAMA DI HOKA-HOKA BENTO

DENI PESILAT KATROK
Dari Pada Susah Nyepitnya
Puluk Langsung Aja ... Maknyus

 KETUA PIMDA
Ikut Bersantap Bersama Atlit

OFFICIAL DAN MANAGER TEAM
Berebut Nasi Pake Sumpit


SEPENANGGUNMGAN TAPI TIDAK SENASIB

OFFICIAL TIM TAPAK SUCI SERANG
PUSING MIKIRIN MAKAN ATLIT

KETUA PIMDA
 BERPOSE BERSAMA SANG JUARA

Bravo Tapak Suci Kabupaten Serang Semoga Tidak Pernah Puas Dengan Hasil Yang Ada, Hayo Berlatih Lagi ... Terus Tingkatkan Kualitas Dan Raih Prestasi Yang Lebih Tinggi.